Manusia dan Penderitaan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan rnenghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan budayanya itu is berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, balk bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, is hams berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfinnan dalam surat Arra'du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan membah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dan bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.
Apabila kita memperhatikan dan membaca riwayat hidup pars pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dan kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Kamo dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa. Demikian juga pemimpin pemimpin kita yang lain.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan barn, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat berkembang menjaadi agoraphobia yang parah bila mereka sudah biasa. Kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang sebenamya.
Umumnya ada dua aliran tentang penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang hams ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena sipenderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menems, membuat keadaan sipenderita sepuluh kali lebih parah.

0 comments:

Post a Comment

About Me

My Photo
Muhamad Tauhid
View my complete profile

Friends Link