Muslim di Wollongong

Bila Ramadhan tiba, masyarakat muslim diWollongong banyak mengadakan kegiatan dimasjid, baik di Abubakar Mosque, maupun di Omar Mosque. Setiap hari diadakan buka bersama disana, suasana dan jenis makanan yang tersediapun tidak kalah dengan acara buka bersama di Indonesia.

Oleh karena itu para Mahasiswa muslim tidak perlu takut apabila mereka harus beraktifitas di kampus sampai malam. Makanan yang tersedia biasanya adalah jenis masakan timur tengah (sop dal, gulai kambing, nasi kapsah, dll). Ada hal yang lucu yang sering terjadi pada pelajar muslim Indonesia, antara lain takaran makanan yang diberikan yang selalu berlebihan, karena mereka menakar dengan ukuran “perut” orang-orang Timur Tengah.Banyak yang tidak mampu menghabiskan makanan saat itu juga. Alhasil mereka membungkusnya dan membawa pulang untuk dimakan sehabis sholat tarawih ataupun dimakan pada saat sahur. Terlebih lagi apabila makanan yang disediakan jauh melebihi jumlah muslim yang hadir untuk berbuka bersama, maka tak ayal pengurus (yang notabene kebanyakan adalah berasal dari negara-negara Timur Tengah) membungkusnya menjadi beberapa bungkus hingga persediaan makanan yang ada habis tak bersisa.

Lalu mereka bilang ke beberapa mahasiswa (termasuk mahasiswa dari Indonesia) “brother, we are still have a plenty of foods, please bring it to your home”. Dengan tersenyum (senang dengan sedikit malu) maka kamipun menjawab “ okay brother, I will take It, thank’s a lot”. Alhasil, kamipun tidak perlu bingung-bingung memasak dan menyiapkan menu khusus untuk sahur. Bahkan ada sebagian yang bilang kalau bulan Ramadhan adalah “bulan penambah gizi” karena lauk yang diberikan selalu daging dan ayam dalam potongan yang besar-besar.

Karena itu sebagian pelajar Indonesia bisa “tersenyum puas” tidak hanya karena mereka sedang berbuka puasa, tetapi juga karena makanan dan minuman yang mereka makan didapat dengan free alias gratis. Maka tidak jarang banyak pelajar Indonesia yang bertambah gemuk pada saat bulan Ramadhan.Suasana haru dan bahagia kembali terasa ketika hari Idul Fitri nan suci tiba. Karena kami dapat bertemu dan bersillaturrahmi satu sama lain. Idul Fitri di Wollongong diisi dengan acara halal bihalal yang diadakan swadaya oleh seluruh masyarakat muslim di Wollongong. Acara demi acara diadakan untuk memeriahkan hari kemenangan ini. Salah satu acara yang meriah adalah Ied Festival, dimana dalam acara ini suasana dan budaya Timur Tengah terlihat sangat kental sekali dengan jenis acara dan type masyarakat yang hadir.

Demikian pula dengan Jamaah Pengajian Illawara yang juga tidak mau melewatkan hari suci ini, diwaktu yang berbeda, mereka mengadakan acara yang tidak kalah serunya dibanding dengan Ied Festival. Jamaah ini bersama dengan seluruh masyarakat Indonesia non Muslim yang tinggal diwilayah Illawara mengadakan acara halal bihalal.

Mereka berkumpul, bertegur sapa, saling bercerita, bertukar pengalaman, bercanda, dan saling bermaaf-maafan dengan suka cita. Hanya suasana akrab dan kehangatan persaudaraan yang terlihat. Disana sini banyak dijumpai canda dan tawa bahagia, seakan semua permasalahan terhapus oleh suasana kehangatan Idul fitri nan damai. Masakan yang dihidangkanpun juga sangat spesial, yaitu masakan khas Indonesia. Sesaat kerinduan akan kampung halamanpun terlupakan.Itulah sedikit cerita dari negeri seberang, dimana keindahan persatuan persaudaraan antar sesama muslim yang terjaga dan terjalin dengan indahnya. Apabila seluruh masyarakat muslim Indonesia bisa melakukan hal ini, pastilah Umat Islam akan semakin jaya dan berkembang pesat menjadi agama yang rahmatan lil ‘alamin.

0 comments:

Post a Comment

About Me

My Photo
Muhamad Tauhid
View my complete profile

Friends Link